The second human atau manusia kedua. Istilah itu juga bisa diartikan menjadi manusia kelas dua. Tetapi saya lebih menyukai the second human diartikan sebagai manusia kedua. Maksud dari the second human
tersebut adalah manusia dalam keberadaannya di dunia. Jika ada manusia
kedua, berarti ada manusia pertama. Meskipun terdapat manusia pertama
dan kedua, tapi tidak ada manusia ketiga atau keempat dan seterusnya.
Tuhan hanya menciptakan dua jenis manusia, yaitu laki-laki dan
perempuan.
Adapun jenis waria (wanita pria) tergantung kebutuhan dari dominasi jiwa yang dimilikinya. Tetapi bagi saya jenis waria disejajarkan dengan manusia berkebutuhan khusus karena dia memiliki kebutuhan khusus terkait dengan biologis dan jiwanya. Terkait dengan jenis manusia ini, dia akan condong terhadap kebutuhannya. Jika dia memiliki kebutuhan sama dengan laki-laki, maka dia masuk dalam manusia pertama. Tetapi jika dia memiliki kebutuhan khusus dengan perempuan, maka dia masuk dalam manusia kedua. Dalam wacana ini, istilah laki-laki dan perempuan akan masuk ke dalam pembahasan gender dan sex.
Saya akan sedikit membahas awal peciptaan manusia, yaitu Adam lalu Hawa. Ajaran yang mempercayai awal penciptaan manusia hanya ajaran samawi saja, seperti Islam, Kristen dan Yahudi karena sumber ajaran tersebut sama, yaitu Allah melalui kitab yang diberikann kepada tiga ajaran tersebut. Saat Allah berencana untuk menciptakan manusia, Dia bedialog terlebih dahulu dengan para malaikat. Tidak sedikit malaikat yang mempertanyakan rencana penciptaan manusia. Tetapi para malaikat adalah makhluk yang taat terhadap Tuhan-nya, sehingga Tuhan pun menciptakan manusia.
Manusia tersebut diciptakan bersumber dari tanah liat. Oleh karena itu, manusia pertama itu diberi nama Adam yang memiliki arti tanah atau coklat muda. Disuruhlah semua makhluk untuk bersujud kepada Adam kecuali Iblis karena merasa dirinya paling mulia. Iblis diciptakan dari api yang memiliki sifat panas dan aktivitas membakar. Dikutuklah Iblis, dan Adam disuruh untuk mendiami surga. Meskipun Adam mendiami tempat yang penuh dengan kenikmatan dan hidup serba ada, ternyata tetap saja ada hal yang kurang. Adam merasa kesepian. Dia memohon kepada Tuhan untuk diberi pendamping. Tuhan pun mengabulkan permintaan Adam.
Allah menciptakan manusia kedua di saat Adam terlelap dalam tidurnya. Dia mengambil salah satu tulang rusuk Adam sebagai sumber dalam penciptaan manusia kedua itu. Manusia yang diciptakan setelah Adam ini berbeda sumber penciptaannya, dari salah satu organ yang dimiliki Adam, bukan dari tanah liat lagi. Manusia yang diciptakan kedua kalinya ini merupakan bagian dari Adam. Siapa manusia yang kedua tersebut? Tak lain adalah Hawa, seorang perempuan. Seandainya Allah tidak menciptakan Adam, Hawa tak akan tercipta. Peran utama Hawa sebagai pendamping Adam. Tugasnya adalah membuat Adam senang, membunuh kesepiannya, dan lainnya yang berkaitan dengan perannya sebagai pendamping hidup. Mengakhiri cerita, dua jenis manusia itu pun keluar dari surga dan mendiami bumi karena telah melanggar hukum Allah.
Berbicara kedua jenis manusia tersebut tentunya tidak akan terlepas dari pembahasan gender dan sex. Ternyata, dari awal penciptaan kedua jenis manusia hingga hari ini memunculkan persoalan dan wacana terkait posisi dan peran hingga muncul istilah diskriminasi, emansipasi wanita, dan perjuangan gender. Hal ini karena, para perempuan terus memperjuangan eksistensinya di dunia yang dirasa termarjinalkan dengan dominasi manusia pada sektor-sektor yang dianggap penting bagi kehidupan manusia. Misalnya dominasi terhadap ilmu pengetahuan selalu berjenis laki-laki, pendidikan, politik, ekonomi, dan seabrek sektor publik lainnya. Perempuan masuk dalam ranah domestik. Dalam ranah domestik, perempuan memegang peranan yang penting, jenis manusia kedua ini mendominasi ranah tersebut.
Pada ranah domestik selalu identik dengan perempuan, sedangkan sektor publik selalu identik dengan laki-laki. Laki-laki telah menunjukkan dirinya sebagai manusia dengan menguasai sektor publik, sedangkan perempuan belum menunjukan dirinya karena perannya masih terbatas mengurusi wilayah domestik. Perempuan pun dianggap sebagai manusia yang memiliki derajat yang lebih rendah. Bahkan perempuan belum dianggap sebagai manusia.
Kemunculan tokoh dan pemikir gender ternyata telah mengangkat eksistensi dan derajat perempuan. Bertahun-tahun tokoh dan pemikir tersebut berjuang dengan tools yang dimilikinya. Pada akhirnya, perempuan memperoleh tempat di ruang publik. Tengok saja perjuangan mereka, di Indonesia saja sudah ada peraturan khusus tentang peranan perempuan di ruang publik. Pemerintah juga membentuk departemen yang berkosentrasi pada pemberdayaan perempuan. Departemen ini disatukan dengan perlindungan anak. Perempuan masih dianggap lemah dan perlu perhatian khusus. Artinya, perempuan tetap menjadi the second human.
Kenapa akan tetap menjadi the second human? Saya tidak akan membahas dulu secara gender atau sex, tapi saya akan mengemukakannya dari sisi realitas yang ada. Apakah anda pernah mendengar hari bapak? Tapi hari ibu ada. Apakah anda pernah mendengar hari laki-laki sedunia? Tapi hari perempuan sedunia ada. Apakah anda pernah mendengar pula emansipasi laki-laki? emansipasi perempuan ada karena di sinilah mulai bermunculan pemikiran tentang eksistensi perempuan yang ingin disejajarkan dengan laki-laki.
Bagaimana dengan nama instansi dan peraturan yang banyak dibentuk di Indonesia dan negara lainnya terkait perempuan? Kemunculan semua itu karena terpinggirkannya perempuan sebagai manusia. Seseorang dianggap sebagai manusia jika dirinya telah menunjukkan eksistensi di hadapan publik. Saat ini, eksistensi dan peran perempuan hampir sejajar dengan laki-laki, tapi perempuan sebagai the second human adalah suatu hal yang sifatnya kodrati. Hal ini bukan hanya terkait dengan ciri dan karakteristik gender dan sex yang melekat pada perempuan, tapi awal mula penciptaan manusia. Meskipun perempuan berusaha keras untuk menyalip eksistensi dan peran laki-laki, itu tidak akan berhasil. Perempuan tetap adalah seorang Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Adam untuk mendampinginya.
Inilah dialog malaikat dengan Adam yang didampingi Hawa:
Malaikat: ”Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?”
Adam: ”Seorang perempuan.”Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah.
Malaikat: ”Siapa namanya?”
Adam: ”Hawa”
Malaikat: ”Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?”.
Adam: ”Untuk mendampingiku, memberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah.”
*--Sampai di situ dialog antara malaikat dengan Adam
Adapun jenis waria (wanita pria) tergantung kebutuhan dari dominasi jiwa yang dimilikinya. Tetapi bagi saya jenis waria disejajarkan dengan manusia berkebutuhan khusus karena dia memiliki kebutuhan khusus terkait dengan biologis dan jiwanya. Terkait dengan jenis manusia ini, dia akan condong terhadap kebutuhannya. Jika dia memiliki kebutuhan sama dengan laki-laki, maka dia masuk dalam manusia pertama. Tetapi jika dia memiliki kebutuhan khusus dengan perempuan, maka dia masuk dalam manusia kedua. Dalam wacana ini, istilah laki-laki dan perempuan akan masuk ke dalam pembahasan gender dan sex.
Saya akan sedikit membahas awal peciptaan manusia, yaitu Adam lalu Hawa. Ajaran yang mempercayai awal penciptaan manusia hanya ajaran samawi saja, seperti Islam, Kristen dan Yahudi karena sumber ajaran tersebut sama, yaitu Allah melalui kitab yang diberikann kepada tiga ajaran tersebut. Saat Allah berencana untuk menciptakan manusia, Dia bedialog terlebih dahulu dengan para malaikat. Tidak sedikit malaikat yang mempertanyakan rencana penciptaan manusia. Tetapi para malaikat adalah makhluk yang taat terhadap Tuhan-nya, sehingga Tuhan pun menciptakan manusia.
Manusia tersebut diciptakan bersumber dari tanah liat. Oleh karena itu, manusia pertama itu diberi nama Adam yang memiliki arti tanah atau coklat muda. Disuruhlah semua makhluk untuk bersujud kepada Adam kecuali Iblis karena merasa dirinya paling mulia. Iblis diciptakan dari api yang memiliki sifat panas dan aktivitas membakar. Dikutuklah Iblis, dan Adam disuruh untuk mendiami surga. Meskipun Adam mendiami tempat yang penuh dengan kenikmatan dan hidup serba ada, ternyata tetap saja ada hal yang kurang. Adam merasa kesepian. Dia memohon kepada Tuhan untuk diberi pendamping. Tuhan pun mengabulkan permintaan Adam.
Allah menciptakan manusia kedua di saat Adam terlelap dalam tidurnya. Dia mengambil salah satu tulang rusuk Adam sebagai sumber dalam penciptaan manusia kedua itu. Manusia yang diciptakan setelah Adam ini berbeda sumber penciptaannya, dari salah satu organ yang dimiliki Adam, bukan dari tanah liat lagi. Manusia yang diciptakan kedua kalinya ini merupakan bagian dari Adam. Siapa manusia yang kedua tersebut? Tak lain adalah Hawa, seorang perempuan. Seandainya Allah tidak menciptakan Adam, Hawa tak akan tercipta. Peran utama Hawa sebagai pendamping Adam. Tugasnya adalah membuat Adam senang, membunuh kesepiannya, dan lainnya yang berkaitan dengan perannya sebagai pendamping hidup. Mengakhiri cerita, dua jenis manusia itu pun keluar dari surga dan mendiami bumi karena telah melanggar hukum Allah.
Berbicara kedua jenis manusia tersebut tentunya tidak akan terlepas dari pembahasan gender dan sex. Ternyata, dari awal penciptaan kedua jenis manusia hingga hari ini memunculkan persoalan dan wacana terkait posisi dan peran hingga muncul istilah diskriminasi, emansipasi wanita, dan perjuangan gender. Hal ini karena, para perempuan terus memperjuangan eksistensinya di dunia yang dirasa termarjinalkan dengan dominasi manusia pada sektor-sektor yang dianggap penting bagi kehidupan manusia. Misalnya dominasi terhadap ilmu pengetahuan selalu berjenis laki-laki, pendidikan, politik, ekonomi, dan seabrek sektor publik lainnya. Perempuan masuk dalam ranah domestik. Dalam ranah domestik, perempuan memegang peranan yang penting, jenis manusia kedua ini mendominasi ranah tersebut.
Pada ranah domestik selalu identik dengan perempuan, sedangkan sektor publik selalu identik dengan laki-laki. Laki-laki telah menunjukkan dirinya sebagai manusia dengan menguasai sektor publik, sedangkan perempuan belum menunjukan dirinya karena perannya masih terbatas mengurusi wilayah domestik. Perempuan pun dianggap sebagai manusia yang memiliki derajat yang lebih rendah. Bahkan perempuan belum dianggap sebagai manusia.
Kemunculan tokoh dan pemikir gender ternyata telah mengangkat eksistensi dan derajat perempuan. Bertahun-tahun tokoh dan pemikir tersebut berjuang dengan tools yang dimilikinya. Pada akhirnya, perempuan memperoleh tempat di ruang publik. Tengok saja perjuangan mereka, di Indonesia saja sudah ada peraturan khusus tentang peranan perempuan di ruang publik. Pemerintah juga membentuk departemen yang berkosentrasi pada pemberdayaan perempuan. Departemen ini disatukan dengan perlindungan anak. Perempuan masih dianggap lemah dan perlu perhatian khusus. Artinya, perempuan tetap menjadi the second human.
Kenapa akan tetap menjadi the second human? Saya tidak akan membahas dulu secara gender atau sex, tapi saya akan mengemukakannya dari sisi realitas yang ada. Apakah anda pernah mendengar hari bapak? Tapi hari ibu ada. Apakah anda pernah mendengar hari laki-laki sedunia? Tapi hari perempuan sedunia ada. Apakah anda pernah mendengar pula emansipasi laki-laki? emansipasi perempuan ada karena di sinilah mulai bermunculan pemikiran tentang eksistensi perempuan yang ingin disejajarkan dengan laki-laki.
Bagaimana dengan nama instansi dan peraturan yang banyak dibentuk di Indonesia dan negara lainnya terkait perempuan? Kemunculan semua itu karena terpinggirkannya perempuan sebagai manusia. Seseorang dianggap sebagai manusia jika dirinya telah menunjukkan eksistensi di hadapan publik. Saat ini, eksistensi dan peran perempuan hampir sejajar dengan laki-laki, tapi perempuan sebagai the second human adalah suatu hal yang sifatnya kodrati. Hal ini bukan hanya terkait dengan ciri dan karakteristik gender dan sex yang melekat pada perempuan, tapi awal mula penciptaan manusia. Meskipun perempuan berusaha keras untuk menyalip eksistensi dan peran laki-laki, itu tidak akan berhasil. Perempuan tetap adalah seorang Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Adam untuk mendampinginya.
Inilah dialog malaikat dengan Adam yang didampingi Hawa:
Malaikat: ”Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?”
Adam: ”Seorang perempuan.”Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah.
Malaikat: ”Siapa namanya?”
Adam: ”Hawa”
Malaikat: ”Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?”.
Adam: ”Untuk mendampingiku, memberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah.”
*--Sampai di situ dialog antara malaikat dengan Adam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar