Rabu, 23 Mei 2012

PEMUDA DAN GENERASI MUDA

Bulan Oktober termasuk salah satu bulan yang bersejarah bagi bangsa ini. Setidaknya tercatat dua peristiwa sejarah bagi bangsa ini, Hari Kesaktian Pancasila dan Sumpah Pemuda. Meskipun kondisi politik tiap hari memanas, belum lagi dampak krisis dunia membuat keadaan negeri ini terasa kian terpuruk.
Sebuah pertanyaan bagi kita, apakah kita masih menganggap sejarah bangsa ini sebagai suatu bukti nyata lahirnya bangsa Indonesia atau sekedar cerita dongeng yang semakin diragukan kebenarannya...
Seberapa besar kita masih mengingat peristiwa Sumpah Pemuda? Mungkin kita yang sudah dewasa masih mengingat bagaimana cerita perjuangan hingga pahlawan kita bisa melahirkan Hari Sumpah Pemuda. Akan tetapi saat ini generasi muda bangsa ini justru melupakan makna Sumpah Pemuda itu. Perkembangan jaman tentu saja berdampak pada perkembangan pola pikir juga, tetapi tampaknya generasi muda bangsa ini justru tidak mengalami perkembangan pola pikir itu.
Tidak ada maksud untuk mengecam bahwa generasi muda bangsa ini tidak berkualitas, melainkan setidaknya generasi muda bisa bercermin dari peristiwa yang ada. Patut diacungi jempol bahwa generasi muda tergerak untuk memperbaiki kondisi bangsa ini dengan cara bergabung dengan partai politik dan tidak sungkan-sungkan menyampaikan aspirasi generasi muda demi perbaikan bangsa ini.
Akan tetapi tampaknya sisi positif perkembangan generasi muda hanya terbatas pada mereka yang memiliki kualitas SDM yang baik. Masih banyak ternyata generasi muda yang tidak memliki kualitas SDM yang baik. Bisa kita lihat bagaimana mahasiswa hanya berdemo tiap hari tanpa memikirkan bagaimana kelanjutan studi, dan yang lebih parahnya lagi, di televisi kita bisa lihat bagaimana tawuran mahasiswa antar universitas yang terjadi dengan gampangnya. Gampang karena mereka tidak memiliki rasa takut atau sungkan tawuran di depan kantor polisi, seolah-olah polisi dianggap tidak ada oleh mereka. Belum lagi tawuran tersebut merusakkan sebuah mobil orang yang tidak tahu apa-apa, padahal orang itu memarkirkan mobilnya untuk berobat di RSCM. Bagaimana konsekuensi terhadap tawuran itu, media tidak menginformasikan kembali update beritanya.
Masyarakat di mana pun tampaknya gerah melihat aksi tawuran, baik oleh siswa, mahasiswa, atau siapapun juga. Mahasiswa atau kaum pelajar itu seharusnya memiliki intelektualitas yang tinggi sehingga tidak perlu menyelesaikan masalah dengan tawuran. Secara kasar kata, perilaku tawuran mereka itu sama saja berarti mereka 'mempelajarinya' di bangku kuliah selain pengetahuan-pengetahuan yang lain.
Prestasi generasi muda Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata sekarang, sebab ada banyak penghargaan yang diraih baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Penghargaan itu juga menjadikan bangsa kita lebih dipandang, terlebih dengan prestasi yang diraih di luar negeri.
Semoga semangat Sumpah Pemuda bisa terus dikobarkan agar perjuangan tidak berhenti melainkan terus berlanjut ke generasi muda berikutnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar