Tulisan pertama yang saya muat rasanya hanya biasa-biasa saja, itupun sebagai respon singkat orang tua yang memiliki anak berusia remaja yang masih mengkhawatiran masa depan remaja saat ini.
Tulisan tersebut seolah-olah menekankan 
pada sekelumit pesan moral atas ekploitasi, tindak kesewenang-wenangan 
terhadap perempuan Indonesia.
Namun setelah menelaah lebih jauh, 
rasanya kurang lengkap, apabila fakta-faka penelitian tentang ekploitasi
 wanita khususnya di bidang sex tidak diangkat. Sebagai cerminan 
keberadaan putra-putri R.A kartini saat ini.  Oleh karena itu 
tulisan Aborsi ini saya angkat dari berbagai sumber untuk menggugah 
berbagai pihak, khususnya orang tua, pendidik, pemerintah dan masyarakat
 luas untuk menanggulangi permasalahan ini.
Dan begitu pentingnya Masalah aborsi, akhirnya saya berinisiatif mengangkat judul SKRIPSI tentang ABORSI dikalangan Remaja Putri Khususnya Di lingkungan Sekolah Menengah Umum yang ada di kota Makassar . . .
Semoga Skripsi yang saya angkat itu, menjadi acuan bagi instansi ataupun pihak terkait untuk menekan tingkat kejadian aborsi khususnya di Kota Makassar ini. AMIEEEN!!! Doakan semoga berhasil yaaaaaaaa..... I love You aLLLL
Dan begitu pentingnya Masalah aborsi, akhirnya saya berinisiatif mengangkat judul SKRIPSI tentang ABORSI dikalangan Remaja Putri Khususnya Di lingkungan Sekolah Menengah Umum yang ada di kota Makassar . . .
Semoga Skripsi yang saya angkat itu, menjadi acuan bagi instansi ataupun pihak terkait untuk menekan tingkat kejadian aborsi khususnya di Kota Makassar ini. AMIEEEN!!! Doakan semoga berhasil yaaaaaaaa..... I love You aLLLL
Tingkat Aborsi di Indonesia
World Health Organization (WHO) 
memperkirakan ada 20 juta kejadian aborsi tidak aman (unsafe abortion) 
di dunia, 9,5 % (19 dari 20 juta tindakan aborsi tidak aman) diantaranya
 terjadi di negara berkembang. Sekitar 13 % dari total perempuan yang 
melakukan aborsi tidak aman berakhir dengan kematian. Resiko kematian 
akibat aborsi yang tidak aman di wilayah Asia diperkirakan 1 berbanding 
3700 dibanding dengan aborsi. Diwilayah Asia Tenggara, WHO memperkirakan
 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahun, dan sekitar 750.000 sampai 1,5 
juta terjadi di Indonesia, dimana 2.500 di antaranya berakhir dengan 
kematian. Angka aborsi di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 
juta pertahun. Sekitar 750.000 diantaranya dilakukan oleh remaja. 
(Medical-Journal, Soetjiningsih, 2004)
Menurut Parawansa (2000), menyatakan bahwa jumlah aborsi di Indonesia dilakukan oleh 2 juta orang tiap tahun, dari jumlah itu, 70.000 dilakukan oleh remaja putri yang belum menikah. Menurut Azwar,A (2000) menyatakan bahwa jumlah aborsi pertahun di Indonesia sekitar 2,3 juta. Setahun kemudian terjadi kenaikan terjadi kenaikan cukup besar. Menurut Nugraha,B,D, bahwa tiap tahun jumlah wanita yang melakukan aborsi sebanyak 2,5 juta.
 Menurut seminar yang diadakan tanggal 6 Agustus 2001 di Jakarta 
Utomo,B, melaporkan hasil penelitian yang dilakukan di 10 kota besar dan
 6 kabupaten di Indonesia tahun 2000, menyimpulkan bahwa di Indonesia 
terjadi 43 aborsi per 100 kelahiran hidup. Ia juga menyampaikan bahwa 
sebagian besar aborsi adalah aborsi yang disengaja, ada 78 % wanita 
diperkotaan dan 40 % di pedesaan yang melakukan aborsi dengan sengaja. 
(Kusmaryanto, 2002).
Laporan yang disinyalir melaui Kapanlagi
 (25/08/2005) Tingkat aborsi (pengguguran kandungan) di kalangan remaja 
di tanah air hingga tidak berbeda dengan angka-angka yang disebutkan 
diatas, dimana diperkirakan dari hasil suvey dan penelitian pada tahun 
2005 masih cukup tinggi hingga mencapai 30%. Atau mencapai dua juta 
orang/tahun, dan 30% diantaranya atau 600 ribu orang dari kalangan 
remaja.
Tingginya tingkat aborsi yang dilakukan 
kalangan remaja terjadi akibat perilaku hubungan seksual sebelum 
menikah, bahkan banyak juga remaja yang terjangkit berbagai jenis 
penyakit menular seksual (PSM).
Bahkan menurut Dosen Fakultas Kedokteran
 Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, dr Titik Kuntari MPH. 
Menuturkan kepada inilah.com (30/06/2009). Angka kejadian aborsi di 
Indonesia berkisar 2-2,6 juta kasus pertahun, atau 43 aborsi untuk 
setiap 100 kehamilan. Fakta ini berasal dari “Sekitar 30% di antara kasus aborsi itu dilakukan oleh penduduk usia 15-24,” katanya di Yogyakarta.
Perkiraan yang sama ternyata tidak 
berbeda dengan hasil   Survey Demografi Kesehatan Indonesia 
(SKDI) 2004 tentang aborsi atau pengguguran kandungan, tingkat aborsi di
 Indonesia sekitar 2 sampai 2,6 juta kasus pertahun, 30% dari aborsi 
tersebut dilakukan oleh mereka di usia 15-24 tahun. (Yulia,Majalah 
KARTINI,edisi April 2006)
Apabila disimpulkan dengan kenaikan 
100,000 kasus aborsi pertahun saja, maka denga menggunakan data WHO ada 
tahun 2004 dimana kasus aborsi telah mencapai 2,5 juta kasus. Maka di 
tahun 2010 kasus aborsi dapat diperkirakan telah mencapai 3,1 Juta 
kasus. Ini angka fantastis. Dan apabila 30% dari pelaku aborsi adalah 
terjadi dikalangan remaja maka kasusnya dapat mencapai 930.000 kasus 
pertahun. Dan mungkin saja akan berkembang terus apabila tidak segera 
dicegah. Apalagi dampak kematian dari aborsi tidak aman) tersebut akan 
turut meningkat.
Apabila berbicara angka-angka kasus 
aborsi di atas, tidak salah apabila persoalan pergaulan bebas dikalangan
 remaja saat ini sangat memperhatinkan.
STOP ABORTION - Google Media
Pergaulan Bebas dan Pendidikan Sex
Menurut Laporan dari Australian 
Consortium For In Country Indonesian Studies (ACICIS), sebuah studi 
lapangan yang disusun oleh Stephanie Creagh  bekerjasama dengan 
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 
MALANG - September 2004 , mengenai Pendidikan Seks di SMA D.I. 
Yogyakarta melaporkan bahwa hidup berdampingan pada perkembangannya 
adalah merupakan perubahan sosial, termasuk sikap-sikap  penduduk 
Indonesia terhadap soal seks. Sejak dulu soal seks menurut kebudayaan 
Jawa dianggap sebagai sesuatu yang seharusnya ditutupi. Soal ini juga 
bersifat ketidakadilan ‘gender roles’ (peran gender) pria dan wanita - 
walau wanita  diharapkan melindungi keperawanannya sampai kawin, 
tak luar biasa untuk pria mengunjungi lokalisasi, baik pra- maupun luar 
nikah (Utomo, ‘Sexuality among Jakarta Middle Class Young People’, 1999)
Dewasa ini, industri seks  di 
Yogyakarta tetap berkembang, dengan beberapa daerah prostitusi yang 
terkenal  seperti Pasar Kembang. Seks itu sudah  lama 
didasarkan dalam ‘hidden culture’  (kebudayaan bersembunyi). 
Walaupun begitu, penelitian akhir-akhir ini  menunjukkan bahwa 
perlakukan masyarakat terhadap soal seks sudah mula berubah. Penduduk 
Indonesia sudah terbukti mulai melakukan hubungan seks pada umur semakin
 muda. Hasil penelitian Yayasan Kusuma Buana menunjukkan  bahwa 
sebanyak 10.3% dari 3,594 remaja  di 12 kota besar di Indonesia 
telah melakukan hubungan seks bebas. (Bening,Mei 2004/Vol V. no.01)
Menurut hasil penelitian 
yang dilakukan pada tahun 1999 oleh Sahabat  Remaja, suatu cabang 
LSM Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI),  26% dari 359 
remaja di Yogyakarta  mengaku telah melakukan hubungan  seks .
 Menurut PKBI,  ‘akibat derasnya informasi  yang diterima 
remaja dari  berbagai media massa, memperbesar kemungkinan remaja 
melakukan praktek seksual yang tak sehat, perilaku seks pra-nikah, 
dengan satu atau berganti  pasangan’. (Bening,Mei 2004/Vol V. 
no.01)
Saat ini, kekurangan informasi  
yang benar tentang masalah seks  akan memperkuatkan kemungkinan 
remaja percaya salah paham yang diambil dari media massa dan teman 
sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko melakukan perilaku
 berbahaya untuk kesehatannya. Dengan 87.5%  remaja SMP perkotaan 
 dan 66.0% remaja SMA di perkotaan  (’The Indonesian Youth 
Population’, Desty Murdijana, 1997,)
Oleh karena itu kembali lagi, masalah 
pergaulan bebas sudah mengkhawairkan dan menjadi tanggung jawab kita 
bersama. Kontrol orang tua, Lingkungan, Pendidik, Pemuka Agama, Aparat 
Penegak Hukum hinga Para Dewan Tehormat, serta Pemerintah untuk membuat 
regulasi yang berlaku tegas dan tanpa pandang bulu terhadap segala 
bentuk penyimpangan sosial saat ini.
Semoga bermanfaat
                            
Tidak ada komentar:
Posting Komentar