Jumat, 02 Maret 2012

Kaum Muda Jangan Mau Diperalat Kepentingan Politik

KONDISI wajah demokrasi di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan cenderung kebablasan, berlebihan, dan mulai tidak terkendali. Demikian wajah demokrasi Sulsel yang tertangkap dalam diskusi serial Pra Musda Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sulsel di Warkop Cappo, Makassar, Kamis
(2/2).

Meski cenderung subjektif namun demikianlah yang diungkapkan Ketua Fraksi Demokrat di DPRD Sulsel, Ni'matullah. Menurutnya, demokrasi Indonesia tak lagi memegang teguh prinsip demokrasi sebagaimana mestinya namun cenderung demokrasi psikologis dalam memilih pemimpin.

Artinya, masyarakat tak lagi mengedepankan pertimbangan rasional maupun kompetensi sosok calon pemimpin tapi lebih mengedepankan kedekatan emosional. Jika keadaan ini dibiarkan, elite Demokrat Sulsel ini khawati Indonesia akan menemui titik kehancurannya.

"Demokrasi Psikologis itu kalau saya suka, saya akan dukung dan kalau saya tidak suka ya tidak saya dukung, kalau keadaan ini dibiarkan saja bisa-bisa celaka kita ini," kata Ni'matullah, Kamis (2/2).

Diskusi untuk menyambut musywarah daerah (Musda) ke-XVII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulsel ini juga dihadiri oleh Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulsel Jamaluddin Syamsir.

Kemudian Anggota KPU Sulsel, Syamsir Rahim, dan Direkstur Adhyaksa Supporting House (ASHO) yang juga politisi PAN Sulsel, Irfan AB.

Masih seputar wajah demokrasi di Sulsel, Syamsir selaku pihak yang dipercaya menjadi penyelenggara pemilu di Sulsel mengakui hajatan pemilihan Gubernur Sulsel sangat menguras enargi dari sekian pelaksaan pemilu lainnya.

"Pilgub Sulsel sangat menguras energi dari sekian pemilu yang ada, harus ekstra hati-hati. Berbuat sesuai mekanisme saja orang bisa curiga apalagi tidak, kacaunya lagi malah ada yang mempeta-petakan di KPU, ini pendukungnya ini, dan ini pendukungnya ini," kata Syamsir.

Lebih jauh, ia berharap keterlibatan kaum muda untuk memberikan pendidikan politik yang sesungguhnya. Ia meyakini, kalangan mahasiswa masih memegang teguh idealismenya dan masih "suci" dari pengaruh politik praktis.

"Disadari atau tidak kaum muda banyak diperalat oleh kekuatan politik. Kaum muda utamanya mahasiswa IMM jangan mau diperalat, tapi mari bantu penyelenggara mensosialisasikan aturan main di pilkada yang benar untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar