Berbicara
mengenai konsep kesehatan. Kita kenal ada 2
(dua) konsep yaitu konsep kesehatan masyarakat dan konsep kedokteran, konsep
kesehatan masyarakat lebih berorientasi kepada
masalah kesehatan dihubungkan dengan aspek social cultural. Konsep kesehatan masyarakat menekankan pada pendekatan preventif dan promotif. Sedangkan konsep
kedokteran lebih berorientasi pada masalah sehat sakit terutama penyakit yang
berkaitan dengan aspek biomedis. Pendekatan yang digunakan dalam pelayanan
kesehatan adalah Kuratif dan
rehabilitative.
Kesehatan
masyarakat menggunakan pendekatan preventif
dan promotif. Preventif (pencegahan) adalah mencegah jangan sampai terkena
penyakit atau menjaga orang yang sehat agar tetap sehat, Misalnya yang paling
sederhana melakukan cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar akan
mencegah terjadinya penyakit diare. sedangkan promotif (peningkatan) adalah meningkatkan agar status status kesehatan
menjadi semakin meningkat, misalnya pemberian inisiasi menyusui dini (IMD) dan
ASI eksklusif yang dapat membantu meningkatkan kekebalan terhadap penyakit
karena kolostrum dan zat-zat gizi yang terkandung dalam ASI. Anak tidak mudah
terkena penyakit.
Perbedaan lain yang cukup mencolok adalah
kesehatan masyarakat mengambil obyek sasaran kesehatannya yaitu masyarakat atau
komunitas (skala makro) sedangkan kedokteran menangani individu (skala mikro). Kuratif (pengobatan) digunakan untuk
orang-orang sakit atau dengan kata yang lebih mudahnya kuratif adalah nama lain
dari proses menyembuhkan seseorang dari keadaan sakit secara fisik dan psikis.
Misalnya balita yang menderita pneumonia
tentu membutuhkan pengobatan antiobiotik. Penyakit ini akan mengganggu tumbuh
kembang balita tersebut ; Balita tidak suka makan yang mungkin berakibat pada
penurunan status gizi balita. sedangkan rehabilitatif (pemulihan) adalah proses
menjaga agar seorang yang sudah sembuh (belum 100% sembuh) kembali bugar
seperti semula. Misalnya untuk balita sakit pneumonia membutuhkan asupan gizi
yang adekuat terutama protein untuk proses penyembuhan serta pemulihan dari penyakitnya. Balita yang sering sakit akan mengalami
hambatan dalam tumbuh kembangnya.
Jadi
sebenarnya tugas kesehatan masyarakat itu lebih sulit dibandingkan kedokteran
karena obyek dari kesehatan masyarakat yang lebih luas yaitu masyarakat secara
umum atau suatu komunitas. Dan kita (kesehatan masyarakat) menangani orang
sehat yang jumlahnya sangat besar, berkisar antara 80% (untuk negara
berkembang) atau 85% (untuk negara maju). Lagi pula kita harus berusaha ekstra
keras untuk menyadarkan masyarakat yang sehat agar mampu dan mau untuk menjaga
kesehatannya, karena sesungguhnya menjaga kesehatan itu lebih sulit dari pada
mengobati. Karena menyangkut pola prilaku hidup sehat. dan kebiasaan mencari
dan mendapatkan pelayanan kesehatan. Seseorang baru akan mencari pelayanan
kesehatan apabila sudah mengalami sakit. Sebagai contoh, bagi seorang petani
kalau mengalami nyeri kepala dan mual muntah, demam, menggigil, akan merasa
sehat saja jika sudah berkeringat setelah menggigil, kembali bekerja di kebun
karena sudah merasa sembuh serta menganggap biasa penyakit malaria dan baru
akan segera berobat jika sudah parah atau mengalami komplikasi malaria cerebral. Secara cultural bagi
masyarakat tertentu terutama masyarakat pedesaan untuk mendapatkan pelayanan
masih harus berkonsultasi dengan keluarga atau orang kunci sebagai pengambil keputusan
atau membantu keluarga dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
Tantangan
kesehatan masyarakat lebih besar dari pada kedokteran terutama karena perbedaan
aspek pendekatan yang digunakan, aspek kuratif
dan rehabilitatif lebih mudah
untuk diterapkan (terutama pada orang sakit yang tidak memiliki banyak
pilihan). Kebanyakan orang kalau sudah menderita sakit akan patuh pada aturan
yang disampaikan oleh petugas kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat, Ahli Gizi,
dll). Hasil dari pelayanan kuratif dan
preventif juga lebih cepat dirasakan oleh klien apabila mentaati semua
nasehat termasuk tindakan medis, dan perawatan yang diberikan. Sedangkan aspek preventif dan promotif lebih
sukar untuk diterapkan karena hasil yang didapat bersifat long term (jangka panjang) sehingga tidak bisa langsung diambil
manfaatnya dan biasanya orang-orang lebih senang untuk melihat hasil yang
cepat. Misalnya pasien malaria akan mudah dinasehati apabila dia menderita
malaria daripada pada saat dia sehat. Dan lagi kesehatan masyarakat itu obyek
sasarannya lebih luas yakni masyarakat (80% penduduk Indonesia) dan agak susah
untuk membuat status kesehatan mereka yang sehat agar tetap sehat, bahkan
menjadi lebih sehat lagi. Namun sebagai petugas kesehatan tak perlu cemas dan
pesimis karena informasi yang diberikan terus-menerus akan mampu merubah
prilaku hidup seseorang untuk dapat mengadopsi prilaku hidup sehat. Hal
tersebut adalah tantangan dalam intervensi pelayanan kesehatan berdasarkan
anggapan masyarakat yang “keliru” yang seharusnya secara terus menerus
diperbaiki terutama pola pikir masyarakat yang masih terfokus pada anggapan “kalau sakit baru
berobat atau ke Puskesmas”. Menjadi rajin untuk mengakses pendidikan kesehatan
yang dapat merubah prilaku hidup sehat sehingga terhindar dari penyakit.
Sebenarnya biaya pelayanan kesehatan preventif
dan promotif lebih murah daripada kuratif
dan rehabilitative. Sehingga sebagai
petugas kesehatan yang benar-benar memahami tentang konsep penyakit perlu lebih
aktif untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
sehingga dapat membantu masyarakat untuk berprilaku hidup sehat, mencegah
penyakit dan lebih produktivitas menjadi meningkat. Ingat : “mencegah lebih baik
daripada mengobati”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar