Selasa, 04 September 2012

Selamat datang di bumi Turatea, kalimat itu akan terlihat saat pertama kali kita memasuki Kabupaten Jeneponto, kota dengan keindahan wisatanya yang mempesona.
Kabupaten Jeneponto merupakan salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Jeneponto. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 737,64 km2 dan berpenduduk sebanyak ±300.000 jiwa. Kabupaten Jeneponto terletak di ujung bagian Barat wilayah Propinsi Sulsel yang jarak tempuhnya dari Kota Makassar sekitar 90 km.
Dalam rangka pencanangan Visit Indonesia Year 2008 berbagai kota di tanah air terus digalangkan. Dan Jeneponto pun tidak mau ketinggalan untuk memperkenalkan obyek wisatanya. Baik itu wisata alam, budaya, agrowisata dan agrobisnis. Jadi tak salah rasanya jika jalan-jalan kita kali ini, kita menyambangi Kabupaten Jeneponto yang juga dikenal sebagai penghasil Garam terbesar dan kepiawaiannya membuat Coto Kuda sebagai wisata kuliner tersohor di Sulsel.
Wisata Air Terjun Je’neAriba
Mengunjungi Jeneponto tak lengkap rasanya bila tidak ke Air terjuang Je’ne Ariba. Je’ne Ariba berada di Desa Kapita kecamatan Bangkala. Air terjung ini memang belum bisa di sejajarkan dengan air terjun Takkapala yang ada di Malino, namun air terjuang Je’ne Ariba ini memiliki keunikan tersendiri untuk ditelusuri. Di mana saat memasuki kawasan ini, para pengunjungnya akan dijamu dengan keindahan pegunungan yang cukup memukau dan mempesona. Selanjutnya menuju ke arah obyek, pengunjung kembali diwajibkan untuk menelusuri perkebunan jagung, jambu menteh dan tambak ikan. Ini tentu saja menjadi keasyikan dan tantangan tersendiri bagi Anda yang suka berpetualang ke alam bebas. Sekilas, perjalanan akan sangat melelahkan saat menuju lokasi Je’ne Ariba, tapi Anda tak perlu khawatir mengingat keindahan alam yang bertebaran di seputar jalan menuju area air terjun membuat kita tak merasakan hal ini. Malah sebaliknya decak kagum selalu datang menghampiri. Kesejukan air telaga di Je’ne Ariba sangat bening dan segar. Di kawasan ini sangat sering digunakan sebagai tempat rekreasi masyarakat umum yang bertanda bersama keluarga, khususnya pada hari Minggu yang juga bersamaan hari pasar di seputaran desa Kapita ini. Jarak tempuh wisata Je’ne Ariba sekitar 25 km dari kota Jeneponto.
Bungung Salapang
Tidak lupa Anda pun bisa mengunjungi wisata Bungung Salapang atau sembilan Sumur. Tempat wisata ini juga sangat menarik untuk dikunjungi, karena bisa disebut sebagi wisata Budaya. Di mana air yang ada di dalamBungung Salapang ini tidak pernah habis meskipun banyak orang yang memakainya, dan hal itu sudah terjadi ratusan tahun yang lalu. Bungung Salapang, oleh sebagian masyarakat Jeneponto juga dipercayai selain dapat menghilangkan berbagai macam penyakit yang ada dalam tubuh, bisa awet mudah juga bisa ketemu jodoh. Dengan cara orang tersebut harus datang dengan niat baik dan tulus, untuk memohon (nasar), sambil mengikat tali yang menyerupai akar-akaran di seputaran pohon atau area Bungung Salapang, sambil berucap dalam hati ‘ Aku akan kembali melepas tali ini setelah jodohku aku temukan ’ lalu membasuh air ke muka. Percaya tidak percaya tempat wisata ini banyak dikunjungi masyarakat dari dalam dan luar Jeneponto. Dan saat ini kawasan Bungung Salapang menjadi potensi khasanah yang unik karena keragaman budaya yang ada di Masyarakatnya selalu berpulang pada kesejahteraan dan kebahagiaan bersama. Sebagian masyarakat mengkulturkan dan menjadikan tempat tersebut sakral.

Agrobisnis Industri Garam
Kualitas garam yang dikelola secara tradisional dapat di temukan di Jeneponto. Pengolahan yang tradisional menjadikan garam dari sini cukup diperhitungkan oleh pelaku bisnis dari luar Sulsel. Pada umumnya Garam di sini diolah kembali untuk dijadikan garam konsumsi maupun untuk garam industri, namun bahan penggunaannya tidak mengandung unsur kimia yang merusak. Lahan pembuatan garam di sini dibuat berpetak-petak secara bertingkat, sehingga bagi anda yang ingin mengetahui lebih dalam lagi cara menghasilkan dan membuat garam, Anda tinggal mengunjungi kawasan Nassara di Jeneponto.

Tak lengkap rasanya jika mengunjungi Jeneponto, tanpa mencicipi coto kudanya. Aneka rasa yang disajikan akan mengundang selera dan rasa penasaran tak kala menikmati satu mangkuk panas hidangan coto kuda. Harganya pun terbilang murah, hanya Rp. 9000 Anda sudah dapat menikmatinya.
Sebenarnya masih ada banyak lagi tempat-tempat menakjubkan yang bakalan memacu decak kagum Anda setiap kali berkunjung ke Jeneponto. Seperti Wisata Pantai Pasir Putih Kassi, Cagar Budaya Makam Raja-raja Binamu, Panorama Alam Loka Jenetallasa, Pacuan Kuda di Binamu dan Pasir Putih Taman Roya, selalu menanti. Jadi selamat berkunjung sambil menikmati keunikan dan keindahan wisata di Butta Turatea, Jeneponto.

Sayangnya, pemerintah daerah hanya gigit jari melihat potensi yang ada dan tidak bisa melakukan ekspansi potensi alam yang ada didaerah untuk terus memberikan dukungan dalam pengelolaan sumber daya yang ada. Hal ini berakibat terhadap kurangnya PAD dan masyarakat pada umumnya.

Sudianto Aditya_Ijho: Puisi Perindu PNS

Sudianto Aditya_Ijho: Puisi Perindu PNS

Puisi Perindu PNS

Ya Allah pilihkan yang terbaik untukku.
Jika menjadi PNS itu baik buatku, dunia & akhiratku, jadikanlah aku PNS
Jika menjadi PNS itu tidak baik buatku, pilihkan aku profesi terbaik
Ya Allah, jika aku menjadi PNS nanti, jadikanlah aku PNS yang baik
PNS yang jujur, bukan yang gemar berkongsi untuk korupsi
PNS yang berjiwa melayani, bukan minta dilayani
PNS yang ramah & rendah hati, bukan yang ketus dan tinggi hati
PNS yang disiplin dan tepat jadwal, bukan yang gemar mendiskon waktu
PNS yang menjadi teladan masyarakat, bukan sampah masyarakat
Jadikanlah aku PNS yang baik ya Allah,
Agar aku menjadi penduduk surga
Ya Allah, jika aku menjadi PNS nanti, kuatkanlah hatiku.
Bantulah aku menolak kecurangan
Bantulah hatiku menolak ajakan persekongkolan dusta
Bantulah hatiku menolak rayuan KKN siapapun
Ya Allah, Engkau tahu betul,
Harga sembako selalu naik
Bensin naik
SPP sekolah anak juga selalu naik
Tapi gaji sebagai PNS sangat kecil
Maka bimbinglah aku mendapatkan usaha sampingan yang halal & menguntungkan
Bantulah aku menjadi PNS yang jujur & kaya.
PNS yang KAYA HATI (Harta, Amal & Budi Pekerti)
Amien…

Puisi By : Taufiqurrohman, M.Si. Pengelola www.soalcpns.com




Tips CPNS
Jika anda benar-benar serius ingin lolos CPNS tahun ini juga, silakan ikuti 7 tips sukses lolos CPNS berikut ini:
1. Miliki tekad kuat bahwa anda bisa menjadi PNS yang profesional dan jujur
2. Persiapkan diri dengan menguasai bentuk "Pola soal-soal cpns yang sering muncul"
3. Banyak berlatih soal soal CPNS yang berkualitas. Jangan asal sembarang berlatih soal sebanyak mungkin. Namun utamakanlah kualitas dan tingkat kesulitan yang sesuai
4. Jangan tergiur dengan rayuan oknum atau siapapun yang menawarkan lolos PNS dengan memberikan sejumlah uang. lolos cpns dgn uang adalah korupsi. hadis nabi jelas menyatakan bahwa yang menyuap dan yang disuap masuk neraka.
5. Jaga kesehatan dan kondisi fisik selalu prima.
6. Mohon doa restu dari orangtua dan semua kerabat agar lolos menjadi PNS.
7. Banyak bersedekah kepada fakir miskin dan minta didoakan supaya lolos CPNS.

Senin, 03 September 2012

Pelayanan Kesehatan Promotif , Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif


Berbicara mengenai konsep kesehatan. Kita kenal ada 2  (dua) konsep yaitu konsep kesehatan masyarakat dan konsep kedokteran, konsep kesehatan masyarakat lebih berorientasi kepada  masalah kesehatan dihubungkan dengan aspek social cultural. Konsep kesehatan masyarakat  menekankan pada pendekatan preventif dan promotif. Sedangkan konsep kedokteran lebih berorientasi pada masalah sehat sakit terutama penyakit yang berkaitan dengan aspek biomedis. Pendekatan yang digunakan dalam pelayanan kesehatan adalah Kuratif dan rehabilitative.
Kesehatan masyarakat menggunakan pendekatan preventif dan promotif. Preventif (pencegahan) adalah mencegah jangan sampai terkena penyakit atau menjaga orang yang sehat agar tetap sehat, Misalnya yang paling sederhana melakukan cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar akan mencegah terjadinya penyakit diare. sedangkan promotif (peningkatan) adalah meningkatkan agar status status kesehatan menjadi semakin meningkat, misalnya pemberian inisiasi menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif yang dapat membantu meningkatkan kekebalan terhadap penyakit karena kolostrum dan zat-zat gizi yang terkandung dalam ASI. Anak tidak mudah terkena penyakit.
  Perbedaan lain yang cukup mencolok adalah kesehatan masyarakat mengambil obyek sasaran kesehatannya yaitu masyarakat atau komunitas (skala makro) sedangkan kedokteran menangani individu (skala mikro). Kuratif (pengobatan) digunakan untuk orang-orang sakit atau dengan kata yang lebih mudahnya kuratif adalah nama lain dari proses menyembuhkan seseorang dari keadaan sakit secara fisik dan psikis. Misalnya  balita yang menderita pneumonia tentu membutuhkan pengobatan antiobiotik. Penyakit ini akan mengganggu tumbuh kembang balita tersebut ; Balita tidak suka makan yang mungkin berakibat pada penurunan status gizi balita.  sedangkan rehabilitatif (pemulihan) adalah proses menjaga agar seorang yang sudah sembuh (belum 100% sembuh) kembali bugar seperti semula. Misalnya untuk balita sakit pneumonia membutuhkan asupan gizi yang adekuat terutama protein untuk proses penyembuhan serta  pemulihan dari penyakitnya.  Balita yang sering sakit akan mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya. 
Jadi sebenarnya tugas kesehatan masyarakat itu lebih sulit dibandingkan kedokteran karena obyek dari kesehatan masyarakat yang lebih luas yaitu masyarakat secara umum atau suatu komunitas. Dan kita (kesehatan masyarakat) menangani orang sehat yang jumlahnya sangat besar, berkisar antara 80% (untuk negara berkembang) atau 85% (untuk negara maju). Lagi pula kita harus berusaha ekstra keras untuk menyadarkan masyarakat yang sehat agar mampu dan mau untuk menjaga kesehatannya, karena sesungguhnya menjaga kesehatan itu lebih sulit dari pada mengobati. Karena menyangkut pola prilaku hidup sehat. dan kebiasaan mencari dan mendapatkan pelayanan kesehatan. Seseorang baru akan mencari pelayanan kesehatan apabila sudah mengalami sakit. Sebagai contoh, bagi seorang petani kalau mengalami nyeri kepala dan mual muntah, demam, menggigil, akan merasa sehat saja jika sudah berkeringat setelah menggigil, kembali bekerja di kebun karena sudah merasa sembuh serta menganggap biasa penyakit malaria dan baru akan segera berobat jika sudah parah atau mengalami komplikasi malaria cerebral. Secara cultural bagi masyarakat tertentu terutama masyarakat pedesaan untuk mendapatkan pelayanan masih harus berkonsultasi dengan keluarga atau orang kunci sebagai pengambil keputusan atau membantu keluarga dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Tantangan kesehatan masyarakat lebih besar dari pada kedokteran terutama karena perbedaan aspek pendekatan yang digunakan, aspek kuratif dan rehabilitatif lebih mudah untuk diterapkan (terutama pada orang sakit yang tidak memiliki banyak pilihan). Kebanyakan orang kalau sudah menderita sakit akan patuh pada aturan yang disampaikan oleh petugas kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat, Ahli Gizi, dll). Hasil dari pelayanan kuratif dan preventif juga lebih cepat dirasakan oleh klien apabila mentaati semua nasehat termasuk tindakan medis, dan perawatan yang diberikan.  Sedangkan aspek preventif dan promotif lebih sukar untuk diterapkan karena hasil yang didapat bersifat long term (jangka panjang) sehingga tidak bisa langsung diambil manfaatnya dan biasanya orang-orang lebih senang untuk melihat hasil yang cepat. Misalnya pasien malaria akan mudah dinasehati apabila dia menderita malaria daripada pada saat dia sehat. Dan lagi kesehatan masyarakat itu obyek sasarannya lebih luas yakni masyarakat (80% penduduk Indonesia) dan agak susah untuk membuat status kesehatan mereka yang sehat agar tetap sehat, bahkan menjadi lebih sehat lagi. Namun sebagai petugas kesehatan tak perlu cemas dan pesimis karena informasi yang diberikan terus-menerus akan mampu merubah prilaku hidup seseorang untuk dapat mengadopsi prilaku hidup sehat. Hal tersebut adalah tantangan dalam intervensi pelayanan kesehatan berdasarkan anggapan masyarakat yang “keliru” yang seharusnya secara terus menerus diperbaiki terutama pola pikir masyarakat yang masih  terfokus pada anggapan “kalau sakit baru berobat atau ke Puskesmas”. Menjadi rajin untuk mengakses pendidikan kesehatan yang dapat merubah prilaku hidup sehat sehingga terhindar dari penyakit. Sebenarnya biaya pelayanan kesehatan preventif dan promotif lebih murah daripada kuratif dan rehabilitative.  Sehingga sebagai petugas kesehatan yang benar-benar memahami tentang konsep penyakit perlu lebih aktif untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sehingga dapat membantu masyarakat untuk berprilaku hidup sehat, mencegah penyakit dan lebih produktivitas menjadi meningkat. Ingat : “mencegah lebih baik daripada mengobati”

Minggu, 02 September 2012

SULAWESI SELATAN TERKORUP

Ketua DPRD Sulsel Moh Roem enggan berkomentar terkait laporan Pusat Pelaporan Analaisis Transaksi Keuangan (PPATK) 2012, Sulsel provinsi terkorup di daratan Sulawesi.

Tim Pemenangan Calon Gubernur incumbent Sulsel Syahrul Yasin Limpo ini memilih diam saat dimantai komentar melalui telepon selularnya, Rabu (29/8). Sebanyak tiga kali Tribun menghubungi Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Sulsel namun tetap saja diam.

Demikian rekan Roem, Ajiep Padindang. Legislator Partai Golkar DPRD Sulsel yang juga ketua Komisi A yang membidangi pemerintahan ini mengaku tidak mengetahui jika Sulsel terkorup.

Ajiep yang juga tim pemenangan Syahrul ini justru meminta Roem yang berkomentar, "saya tidak bisa menanggapi hal itu karena belum tau masalahnya, baiknya hubungi pimpinan dewan (Roem) saja," kata Ajiep kepada Tribun Timur, Rabu (29/8).

Anggota Komisi B DPRD Sulsel yang membidangi perekonomian, Mukhtar Tompo, mengakui laporan PPATK sangat akurat. Legislator Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ini sepakat atas laporan tersebut.

"PPATK itu resmi, punya payung hukum dan tolak ukur yg jelas, separah inilah kita punya pemerintahan. Ini mencerminkan akuntabilitas pemerintahan lemah dan sangat tak sesuai dengan seabrek penghargaan yang kita terima," kata Muktar Tompo kepada Tribun Timur, Rabu (29/8)

Provinsi Sulawesi Selatan, menjadi Daerah terkorup (1,5%), disusul Sulawesi Utara (0,9%), Sulawesi Tenggara (0,6%), dan Sulawesi Tengah (0,4%). Sulawesi Barat (0,3%) berada di posisi buncit.

Koordinator Anti Corruption Committee (ACC) Abdul Muttalib, mengungkapkan, beberapa kasus yang terindikasi korupsi di lingkup pemerintah Provinsi Sulsel khususnya, yakni, kasus opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada LKPD Pemprov Sulsel yang kemudian ACC melaporkan ada penyimpangan Rp 560 Milyar.

"Selanjutnya kasus dana bansos Rp 35 M di Pemprov Sulsel yang kemudian diproses oleh kejaksaan namun sarat rekayasa. Menurut saya KPK patut menyorot Sulsel sabagai sarang koruptor," kata Thalib kepada Tribun Timur kemarin.

Lebih lanjut, Koordinator Kopel Sulawesi Syamsuddin Alimsyah, juga menemukan, keuangan lingkup pemerintah provinsi (Pemprov) Sulsel selama ini sehat. Kopel banyak menemukan praktek-praktek korupsi di gedung eksekutif tertinggi Sulsel itu.

"Ingat, WTP itu bukan tanpa korupsi, apalagi yang diaudit juga hanya sampling saja (audit general). Kalo mau kita geledah mendalam APBD Sulsel sebenarnya memang tidak sehat,

Bagaimana mungkin satu institusi atau SKPD dalam sebulan untuk perjalanan bisa menghabiskan duit Rp 3 Milyar perbulan? malah lebih. Belum lagi uang makan minum sampai Rp 30 M, tambahan di perubahan APBD yang berlakunya klender anggaran sudah tidak cukup sebulan. Lebih aneh belanja modal justru rata-rata hanya sampai tujuh persen, ini perlu diusut KPK ini,"ungkap Syamsuddin Alimsyah.

# Tribun-timur.com