Jumat, 30 September 2011

10 PENYAKIT MISTERIUS YANG BELUM DIKETAHUI OBATNYA

PENYAKIT
Makin banyaknya penyakit baru yang bermunculan membuat para peneliti berusaha terus mencari obatnya. Namun, ada beberapa penyakit tergolong tertua di dunia yang sampai sekarang belum ada obatnya. Bahkan, penyebab penyakit ini pun masih misterius.
Sepuluh penyakit yang juga dianggap mematikan ini masih terus diteliti para ilmuwan. Berikut ini nama-nama penyakit misterius itu, dikutip dari Methods Of Healing.
1. AIDS
Penyakit ini ditemukan pertama kali pada 25 tahun lalu. Sampai sekarang, para ilmuwan masih berusaha menemukan obatnya. Saat ini, AIDS tetap menjadi salah satu penyakit yang paling mematikan, terutama di negara-negara berkembang.
2. Penyakit Alzheimer
Orang yang menderita sakit ini berarti mengalami kondisi di mana sel-sel saraf di otak mati, sehingga sinyal-sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik. Gejalanya sulit dideteksi. Orang yang menderitanya memiliki problem dengan daya ingat, penilaian, dan berpikir. Penyebab pasti penyakit ini tidak diketahui dan tidak dapat disembuhkan.
3. Flu burung
Manusia tidak memiliki kekebalan terhadap serangan virus flu ini. Kekhasan virus ini ialah ketika sekali masuk ke tubuh manusia, virus akan bermutasi terus. Yang paling dikhawatirkan para ilmuwan ialah kalau virus ini sampai menular dari manusia ke manusia lain.
Tingkat kematian di antara orang yang terinfeksi virus flu burung (H5N1) ialah 50%. Sejauh ini yang tercatat medis, sebagian besar infeksi terjadi melalui kontak langsung antara manusia dan burung yang membawa virus.
4. Pica
Orang yang didiagnosis menderita Pica biasanya memiliki dorongan tak tertahankan untuk makan sesuatu yang tidak wajar, misalnya tanah liat atau lem kertas, bahkan plastik. Meskipun penyakit ini terkait dengan tubuh yang kekurangan mineral, para ahli belum menemukan penyebab pasti atau pengobatan untuk itu.
5. Penyakit autoimun
Ini adalah istilah generik, yang menggambarkan kondisi mengerikan. Salah satu satunya dikenal sebagai penyakit lupus, penyakit yang mempengaruhi berbagai organ tubuh. Sejauh ini, para peneliti belum mampu menemukan pemicu penyakit ini. Menurut ilmuwan, orang yang paling rentan terkena penyakit ini adalah wanita.
6. Skizofrenia
Para ahli menganggap itu salah satu gangguan mental yang paling membingungkan, karena meniadakan logika dan kemampuan pasien untuk membedakan antara realitas dan fantasi.
Gejalanya bervariasi. Misalnya delusi, halusinasi, inkoherensi dalam pidato, kurangnya motivasi atau emosi. Contohnya, orang yang menderita penyakit ini selalu merasa terancam.
7. Penyakit Creutzfeldt-Jakob
Penyakit mengganggu otak yang biasanya berakibat fatal. Gejalanya seperti gangguan pada memori serta perubahan perilaku. Menurut ilmuwan, penyakit yang sering disebut ‘sapi gila’ ini mampu berkembang cepat.
8. Flu
Setiap tahun di Amerika Serikat, tercatat ada miliaran kasus flu. Namun, dokter masih belum memiliki data yang cukup mengenai flu dan penyebabnya. Obat yang paling sering direkomendasikan kepada pasien adalah sup panas.
9. Sindroma kelelahan kronis
Penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang tidak dapat dijelaskan. Pasien yang menderita sindroma ini selalu akan merasa sangat lelah. Akhirnya, mereka selalu berada di tempat tidur sepanjang waktu.
10. Penyakit Morgellons
Penyakit misterius ini mengembangkan gejala yang paling tidak biasa yang mengingatkan Anda pada film horor. Orang yang terkena akan memiliki ruam kulit yang aneh. Akan keluar serat misterius dari kulit. Kulit akan berubah warna menjadi merah, hitam atau biru.
Selain itu, pasien akan merasakan sensasi mengerikan. Seolah-olah ada semua jenis makhluk yang bergerak di bawah kulit mereka

Riwayat Alamiah Penyakit

UKURAN DAN DASAR-DASAR DALAM EPIDEMIOLOGI
1. UKURAN MORBIDITAS
Ukuran atau angka morbiditas adalah jumlah penderita yang dicatat selama 1 tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun
Angka ini dapat digunakan untuk menggambarakan keadaan kesehatan secara umum, mengetahui keberahasilan program program pemberantasan penyakit, dan sanitasi lingkungan serta memperoleh gambaran pengetahuan pendudukterhadap pelayanan kesehatan
Secara umum ukuran yang banyak digunakan dalam menentukan morbiditas adalah angka, rasio, dan pororsi
1. RATE
Rate atau angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus perbandingan antara pembilang dengan penyebut atau kejadian dalam suatu populasi teterntu dengan jumlah penduduk dalam populasi tersebut dalam batas waktu tertentu. Rate terdiri dari berbagai jenis ukuran diataranya adalah
.
Proporsi atau jumlah kelompok individu yang terdapat dalam penduduk suatu wilayah yang semula tidak sakit dan menjadi sakit dalam kurun waktu tertentu dan pembilang pada proporsi tersebut adalah kasus baru.
Tujuan dari Insidence Rate adalah sebagai berikut
• Mengukur angka kejadian penyakit
• Untuk mencari atau mengukur faktor kausalitas
• Perbandinagan antara berbagai populasi dengan pemaparan yang berbeda
• Untuk mengukur besarnya risiko yang ditimbulkan oleh determinan tertentu
Rumus:
P= (d/n)k
Dimana:
P= Estimasi incidence rate
d= Jumlah incidence (kasus baru)
n= Jumlah individu yang semula tidak sakit ( population at risk)
Hasil estimasi dari insiden dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan penanggulangan masalah kesehatan dengan melihat, Potret masalah kesehatan, angka dari beberapa periode dapat digunakan untuk melihat trend dan fluktuasi, untuk pemantauan dan evaluasi upaya pencegahan maupun penanggulangan serta sebagai dasar untuk membuat perbandingan angka insidens antar wilayah dan antar waktu
b) PR ( Prevalence)
Ukuran prevalensi suatu penyakit dapat digunkan
• Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit
• Untuk penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan. Misalnya, penyediaan obat-obatan, tenaga kesehatan, dan ruangan
• Menyatakan banyaknya kasus yang dapat di diagnosa
• Digunakan untuk keperluan administratif lainnya
Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit. Lamanya sakit adalah suatu periode mulai dari didiagnosanya suatu penyakit hingga berakhirnya penyakit teresebut yaitu sembuh, kronis, atau mati
c) PePR (Periode Prevalence Rate)
PePR yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat dengan jumlah penduduk selama 1 periode
Rumus:
PePR =(P/R)k
P = jumlah semua kasus yang dicatat
R = jumlah penduduk
k = pada saat tertentu
d) PoPR (Point Prevlene Rate)
Point Prevalensi Rate adalah nilai prevalensi pada saat pengamatan yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat dengan jumlah penduduk pada saat tetentu
Rumus:
PoPR =(Po/R)k
Po = perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat
R =jumlah penduduk
k = selama 1 perode
Point prevalensi meningkat pada :
1. Imigrasi penderita
2. Emigrasi orang sehat
3. Imigrasi tersangka penderita atau mereka dengan risiko tinggi untuk menderita
4. Meningkatnya masa sakit
5. Meningkatnya jumlah penderita baru
Point prevalensi menurun pada :
1. Imigrasi orang sehat
2. Emigrasi penderita
3. Meningkatnya angka kesembuhan
4. Meningkatnya angka kematian
5. Menurunnya jumlah penderita baru
6. Masa sakit jadi pendek
e) AR (Attack Rate)
Attack rate adalah andala angaka sinsiden yang terjadi dalam waktu yang singkat (Liliefeld 1980) atau dengan kata lain jumlah mereka yang rentan dan terserang penyakit tertentu pada periode tertentu
Attack rate penting pada epidemi progresif yang terjadi pada unit epidemi yaitu kelompok penduduk yang terdapat pada ruang lingkup terbatas, seperti asrama, barak, atau keluarga.
f) SAR
g) CI (AAIR)
h) ID
i) Specifik menurut karakteristik
.
2. RASIO
Rasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantittif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut
Contoh:
Kejadian Luar Biasa(KLB) diare sebanyak 30 orang di suatu daerah. 10 diantaranya adalah jenis kelamn pria. Maka rasio pria terhadap wanita
adalah R=10/20=1/2
3. PROPORSI
Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut
Penyebaran proporsi adalah suatu penyebaran persentasi yang meliputi proporsi dari jumlah peristiwa-peristiwa dalam kelompok data yang mengenai masing-masing kategori atau subkelompok dari kelompok itu.
Pada contoh di atas, proporsi pria terhadap permapuan adalah
P= 10/30=1/3
2. UKURAN FERTILITAS
a) Crude Birth Rate (CBR) Angka kelahiran kasar
Angka kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.
Rumus:
CBR = (B/P)k
B = semua kealhiaran hidup yang dicata
P = Jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.
k = konstanta(1000)
Angka kelahiran kasar ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat fertilitas secara umum dalam waktu singkat tetapi kurang sensitif untuk
• Membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah
• Mengukur perubahan tingkat fertilitas karena perubahan pada tingkat
kelahiran akan menimbulkan perubahan pada jumlah penduduk
b) Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) Angka fertilitas menurut golongan umur
Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat selam 1 tahun yang dicata per 1000 penduduk wanita pada golongan umur tertentu apda tahun yang sama
Rumus:
ASFR = (F/R)k
F = Kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicata
R = Penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang
sama
Angka fertilitas menurut golongan umur ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan pada angka kelahiran kasar karena tingkat kesuburan pada setiap golongan umur tidak sama hingga gambaran kelahiran menjadi lebih teliti
c) Total Fertility Rate ( TFR) Angka fertilitas total
Angka fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut umur yang dicatat sealma 1 tahun
Rumus:
TFR = Jumlah angka fertilitas menurut umur X k
3. UKURAN MORTALITAS
a) Case Fatality Rate (CFR) Angka kefatalan kasus
CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu yang terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama
Rumus:
CFR = (P/T)k
P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu
T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun
yang sama
perhitungan ini dapat digu8nakan uutk mengetahui tingakat penyakit dengan tingkat keamtia yang tinggi. Rasio ini dapat dispesifikkan menjadi menurut goklongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lain-lain
b) Crude Death Rate (CDR) Angka Kematian Kasar
Angka keamtian kasar adalah jumlah keamtian ang dicata selama 1 tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Disebut kasar karena akngka ini dihitung secatra menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi denga tingkat kematian yang berbeda-beda.
Rumus:
CDR= (D/P)k
D= jumlah keamtian yang dicata selama 1 tahun
P=Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama
Manfaat CDR
a) Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat
b) Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat
c) Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi
d) Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan biologis
e) Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk
c) Age Spesific Death Rate (ASDR) angka kematian menurut golongan umur
Angka kematian menurut golongan umur adalah perbandingan antara jumlah kematian yang diacata selama 1 tahun padas penduduk golongan umur x dengan jumlah penduduk golongan umur x pada pertengaha n tahun
Rumus:
ASDR= (dx/px)k
dx = jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada golongan umur x
px = jumlah penduduk pada golonga umur x pada pertengahan tahun yang sama
k = Konstanta
Manfaat ASDR sebagai berikut:
1. untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur
2. untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai wilayah
3. untuk menghitung rata-rata harapan hidup
d) Under Five Mortality Rate (UFMR) Angka kematian Balita
Angka kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi dengan angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama
Rumus:
UFMR = (M/R)k
M = Jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun
R = Penduduk balita pada tahun yang sama
` k = Konstanta
Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini merupakan indikator yang sensitif untuk sataus keseahtan bayi dan anak
e) Neonatal Mortality Rate (NMR) Angka Kematian Neonatal
Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari yang dicatata selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
Rumus:
NMR = (d1/ B)k
di = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari
B = Kelahiran hidup pada tahun yang sama
k = konstanta
Manfaat dari angka kematian neonatal adalah sebgai berikut;
1. untuyk mengetahuai tinggi rendahnya perawatan post natal
2. Untuk mengetahui program Imuninsasi
3. Untuk pertolongan persalina
4. untuk mengetahui penyakit infeksi
f) Perinatal Mortality Rate (PMR) angka kematian perinatal
Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama.
Rumus:
PMR = (P+M/R)k
P = jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu
M =ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 har
R = 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama.
Manfaat dari angka kematian perinatal adalah untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi
Faktor yang mempengaruhi tinggnya PMR adalah sebagai berikut:
• Banyak bayi dengan berat badan lahir rendah
• Status gizi ibu dan bayi
• Keadaan sosial ekonomi
• Penyakit infeksi terutama ISPA
• Pertolongan persalinan
g) Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun yang diacat selama 1 tahun dengan 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus:
IMR = (d0 /B)k
d0 = Jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun
B = Jumlah lahir hidup pada thun yang sama
k = Konstanta
Manfaat dari perhitungan angka kematian bayi adalah sebagai berikit:
1. Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi
2. Untuk Mengetahui tingkat pelayanan antenatal
3. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil
4. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Program Keluaga berencana (KB)
5. untuk mengetahui kondisi lingkungan dan social ekonomi
h) Maternal Mortality Rate (MMR) Angka Kematian Ibu
Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus:
MMR = (I/T)k
I = adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas
T = Kelahiran hidup pada tahun yang sama.
k = konstanta
Tinggi rendahnya angka MMR tergantung kepada:
• Sosial ekonomi
• Kesehatan ibu sebellum hamil, persalinan, dan masa nasa nifas
• Pelayanan terhadap ibu hamil
• Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
Referensi:
1. Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta
3. Nasry, Nur dasar-dasar epidemiologi
4. Arsip mata kuliah FKM UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR Makassar 2008

Kamis, 29 September 2011

RENUNGAN HATI

Jangan Tanyakan Dimana Tanah Airku
Bukan Khurasan, Bukan Tempat Manapun
Di timur ataupun di Barat
Jangan Tanya Apa Agamaku;
Aku bukan Yahudi, Bukan Pula Nasrani Ataupun Majusi
Karena Aku Tahu, Begitu Suatu Nama Kusebut
Begitu Anda Memberi Arti yang lain
Dari pada Makna Yang Hidup Dalam Hatiku
Ya…………..!!!! Dia Allah, tiada sesembahan yang layak disembah selain Dia

Ya Allah….Ya Rabbi
Mereka selalu mempertanyakan tentang diri-Mu
Bukankah tanpa mereka bertanya Engkau Tetap Ada
Namun dalam kesadarannya,Mereka selalu ingkar terhadap – Mu

Ya Allah….Ya Rabbi
Mengapa engkau menciptakan mahluk yang beridentitaskan manusia……….!!!!
Mahluk yang tidak pernah sadar akan eksistensinya
Sebagi khalifah
Sebagai wakil-Mu di muka bumi ini
Mereka terkadang SOMBONG, ANGKUH, CONGKAK dan bahkan MUNAFIK…!!!!!
Dalam ruangan yang hampa ini apa yang ingin kita SOMBONGKAN…….
Kenapa kita harus ANGKUH……
Kenapa kita harus bersifat Congkak…
Ya Allah….Ya Rabbi
Kami malu dan takut di hadapan-Mu
Kami begitu hina dan penuh dengan nista
Kami begitu rendah di hadapan-Mu
Karena tidak ada yang bisa kami banggakan
Kami hadir dimuka bumi ini tanpa membawa apapun
Dan akan kembali pada-Mu tanpa membawa apapun
Selain ridho-Mu, Ya Allah …..
Kami akan kembali dan pasti akan kembali kepada-Mu......

Tujuan, Mamfaat, Serta Peran EPIDEMIOLOGI dalam Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Sudianto aditya in DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI

1. TUJUAN EPIDEMIOLOGI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi, distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, misalnya:
1. Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan makanan yang tercemar dan menemukan penyebabnya.
2. Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan antara karsinoma paru-paru dengan asbes, rokok dengan penyakit jantung dan hubungan-hubungan penyakit dan masalah kesehatan lainnya
3. Menentukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaan heawan konsisten dengan data epidemiologis
4. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggualangan masalah kesehatan, serta menentuka prioritas masalah keseahatan masyarakat
Sedangkan tujuan epidemiologi menurut Risser (2000), Gordis (2000), Gerstman (1998), Kleinbaum (1982) dapat di simpulkan sebagai berikut :
• Mendeskripsikan Distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah suatu penyakit atau keadaan kesehatan populasi.
• Menjelaskan etiologi penyakit.
• Meramalkan kejadian penyakit.
• Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi.
2. MANFAAT EPIDEMIOLOGI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
Apabila Epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik, akan diperoleh berbagai manfaat yang jika disederhanakan adalah sebagai berikut :
1. Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan.
Yaitu membantu pekerjaan dalam Perencanaan ( Planning ) dari pelayanan kesehatan, Pemantauan ( Monitoring ) dan Penilaian ( Evaluation ) suatu upaya kesehatan.
Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak (Pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (Penilaian).
2. Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan.
Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun langkah – langkah penaggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan ataupun yang bersifat pengobatan.
3. Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit.
Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit. Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapatlah diterangkan Riwayat Alamiah Perkembangan Suatu Penyakit ( Natural History of Disease ). Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Manfaat / peranan Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit adalah melalui pemanfaatan keterangan tentang frekwensi dan penyebaran penyakit terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah diperkirakan perkembangan penyakit tersebut.
4. Dapat Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan.
Karena Epidemiologi mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah kesehatan tersebut. Keadaan yang dimaksud di sini merupakan perpaduan dari keterangan menurut cirri – cirri Manusia, tempat dan Waktu.
Perpaduan cirri ini pada akhirnya menghasilkan 4 ( empat ) Keadaan Masalah Kesehatan yaitu :
a. EPIDEMI
Adalah : Keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat.
b. PANDEMI
Adalah : Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang amat luas.
c. ENDEMI
Adalah : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.
d. SPORADIK
Adalah : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang ada di suatu wilayah tertentu frekwensinya berubah – ubah menurut perubahan waktu.
3. PERANAN EPIDEMIOLOGI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
Dalam bidang kesehatan, epidemiologi mempunyai peranan yang cukup besar karena hasilnya dapat digunakan untuk:
• Mengadakan anlisis perjalanan penyakit di masyarakat serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat intervensi alam atau manusia
• Mendeskripsikan pola penyakit pada berbagai kelompok masyarakat
• Mendeskripsikan hubungan antara dinamika penududuk dengan penyebaran penyakit
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa
• Mengidentifikasi berbagai faktor penyebab maupun faktor risiko yang berhubungan dengan timbulnya penyakit dan masalah kesehatan lainnya
• Menerangkan besarnya masalah dan gangguan kesehatan serta penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu
• Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.
• Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.
• Menyiapkan data dan informasi yang esensil untuk keperluan :
1. perencanaan,
2. pelaksanaan program,
3. evaluasi berbagai kegiatan pelayanan kesehatan pada masyarakat
4. menentukan skala perioritas kegiatan tsb.
• Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan.
4. MENGAPA PETUGAS KESEHATAN MEMBUTUHKAN PENGETAHUAN EPIDEMIOOGI ?
Untuk menjawab pertnaya tersebtu di atas apt di jelasakan melalui bebrapa hal berikut ini:
• Walaupun teknologi kedokteran telah menngalami kemajuan yang sangat pesat, tetapi masih banyak faktor penyebab penyakit yang belum terungkap terutama penyakit-penyakit kronis, dan penyakit yang belum pernah terjadi atau penyakit baru dan belum pernah di laporkan sebelumnya. Dalam hal demikian, pendekatan epidemiologi merupakan cara yang paling efektif dan efisien untuk mengungkapkan penyebabnya.
• Keberhasilan percobaan pengobatan penyakit atau pencegahan penyakit yang dilakukan di klinik atau di laboratorium masih harus di uji kemampuannya di masyarakat
• Frekuensi distribusi penyakit yang diperoleh di rumah sakit harus di sesuaikan dengan kondisi di masyarakat.
• Dalam upaya peningkatan derajat kesahatan masyarakat melalui pelayanan kesahatan di butuhkan informasi tentang yang terkena, jumlah orang yang terkena, dimana dan bilaman terkenanya. Penyebaran dan penyebabnya. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui studi epidemiologis
• Dalam menghadapi masalah kesehatan masyarakat seperti pencegahan penyakit atau fenomena lain seperti ledakan penduduk dapat dilakukan dalam upaya imunisasi, penyaringan terhadap orang yang mempunyai risiko terkena suatu penyakit walaupun penyakit belum tampak, dan upaya keluarga berencana untuk mengatasi ledakan penduduk.
Referensi :
1. Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta
3. Nasry, Nur dasar-dasar epidemiologi
4. Arsip mata kuliah FKM UIT Makassar 2008

KODE ETIK PROFESI EPIDEMIOLOGI KESEHATAN

Bahwa untuk mengisi kemerdekaan Indonesia yang bertujuan mencapau masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 diperlukan peran serta dan pengabdian diri dari segenap warga Negara Indonesia.
Bahwa untuk mencapai tujuan tersebut di atas dilaksanakan pembangunan di berbagai bidang dalam rangka mencapai kehidupan yang sehat dalam arti terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai bagian dari kesejahteraan rakyat. Untuk itu perlu ada penyatuan, pembinaan dan pengembangan profesi serta pengamalan ilmu pengetahuan epidemiologi yang dilandasi oleh semangat dan moralitas yang bertanggung jawab dan berkeadilan.
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa disertai kesadaran dan keinginan luhur, berdasar ilmu, keterampilan dan sikap yang dimiliki untuk mencapai tujuan profesi tersebut di atas, maka Organisasi Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) menyusun dan menetapkan Kode Etik Profesi Epidemiolog Kesehatan sebagai landasan semangat, moralitas dan tanggung jawab yang berkeadilan dan merupakan kewajiban baik bagi individu, teman seprofesi, klien/masyarakat, maupun kewajiban yang sifatnya umum sebagai insane profesi dalam melaksanakan peran pengabdiannya sebagai berikut:
1. Kewajiban Umum
a. Seorang Epidemiolog Kesehatan harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan profesi epidemiologi kesehatan dengan sebaik-baiknya.
b. Seorang Epidemiolog Kesehatan harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.
c. Dalam melakukan pekerjaan atau praktek profesi epidemiologi, seorang Epidemiolog Kesehatan tidak boleh dipengaruhi sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
d. Seorang Epidemiolog Kesehatan harus menghindarkan diri dari perbuatan yang memuji diri sendiri.
e. Seorang Epidemiolog Kesehatan senantiasa berhati-hati dalam menerapkan setiap penemuan atau cara baru yang belum teruji kehandalannya dan hal-hal yang menimbulkan keresahan masyarakat profesi atau ilmuwan.
f. Seorang Epidemiolog Kesehatan memberi saran atau rekomendasi yang telah melalui suatu proses analisis secara komprehensif.
g. Seorang Epidemiolog kesehatan dalam menjalankan profesinya harus memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dengan menjunjung tinggi kesehatan dan keselamatan manusia.
h. Seorang Epidemiolog Kesehatan harus bersifat jujur dalam berhubungan dengan klien atau masyarakat dan teman seprofesinya dan berupaya untuk mengingatkan teman seprofesinya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi atau yang melakukan penipuan atau kebohongan dalam menangani masalah klien atau masyarakat.
i. Seorang Epidemiolog Kesehatan harus menghormati hak-hak klien atau masyarakat, hak-hak teman seprofesi dan hak-hak tenaga kesehatan lainnya dan harus menjaga kepercayaan klien atau masyarakat.
j. Dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang Epidemiolog Kesehatan harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan seluruh aspek kelimuan epidemiologi secara menyeluruh, baik fisik, biologi maupun sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.
k. Seorang Epidemiolog Kesehatan dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.
2. Kewajiban Epidemiolog Kesehatan Terhadap Klien/Masyarakat
a. Seorang Epidemiolog kesehatan bersikap tulus, ikhlas dan mempergunakan segala ilmua dan kompetensinya untuk kepentingan penyelesaian masalah klien atau masyarakat. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu penelitian atau penyelidikan dalam rangkapenyelesaian masalah, maka ia wajib berkonsultasi, bekerja sama dan merujuk pekerjaan tersebut kepada Epidemiolog Kesehatan lain yang mempunyai keahlian dalam penyelesaian masalah tersebut.
b. Seorang Epidemiolog Kesehatan wajib melaksanakan profesinya secara bertanggung jawab.
c. Seorang Epidemiolog Kesehatan wajib melakukan penyelesaian masalah secara tuntas dan keseluruhan dengan menggunakan ilmu dan metode epidemiologi serta ilmu lainnya yang relevan.
d. Seorang Epidemiolog Kesehatan wajib memberikan informasi kepada kliennya atas pelayanan yang diberikannya.
e. Seorang Epidemiolog Kesehatan berhak mendapatkan perlindungan atas praktek pemberian pelayanan.
3. Kewajiban Epidemiolog Kesehatan terhadap Teman Seprofesi
a. Seorang Epidemiolog Kesehatan memperlakukan teman seprofesinya sebagai bagian dari penyelesaian masalah.
b. Seorang Epidemiolog Kesehatan tidak boleh saling mengambil alih pekerjaan dan teman seprofesi, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang ada.
4. Kewajiban Epidemiolog Kesehatan terhadap Diri Sendiri
a. Seorang Epidemiolog Kesehatan harus memperhatikan dan mempraktekkan hidup bersih dan sehat , beriman menurut kepercayaan dan agamanya supaya dapat bekerja dengan baik.
b. Seorang Epidemiolog Kesehatan harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan yang berkaitan dan atau penggunaan ilmu, metodologi dan kompetensi epidemiologi.

Ijho_anto@yahoo.co.id

STANDAR PROFESI EPIDEMIOLOGI KESEHATAN

DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI

Masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang penduduknya hidup dalam lingkungan dengan perilaku yang sehat, mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Upaya pemerintah perlu didukung dalam mewujudkan visi pembangunan kesehatan yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat dengan berbagai strategi dan program kerjanya. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia dalam bidang kesehatan yang professional. Agar visi, misi, strategi dan program pembangunan kesehatan dapat dilakukan secara optimal, maka diperlukan upaya-upaya dalam bidang kesehatan yang bermutu sesuai dengan standard an parameter yang berlaku. Untuk mewujudkan upaya-upaya yang bermutu tersebut, maka diperlukan berbagai profesi dalam bidang kesehatan antara lain Profesi Epidemiolog Kesehatan.
Profesi adalah pekerjaan yang didasarkan pada pendidikan dan atau keahlian tertentu sehingga yang bersangkutan dapat membiayai hidup dari pekerjaan tersebut. Keberadaan suatu profesi ditentukan oleh adanya batang tubuh ilmu, untuk dan dari mana diperlukan standar kompetensi, dan selanjutnya standar pendidikan, yang para lulusannya berwenang melaksanakan suatu kegiatan pelayanan yang standar dengan menggunakan kode etik. Sumber daya manusia yang menyandang profesi tersebut dapat tergabung dalam organisasi profesi yang berada baik pada tingkat nasional ataupun internasional. Disamping itu satu organisasi profesi dapat berdekatan atau serumpun dengan organisasi lain.
Sesuai dengan keberadaan profesi tersebut di atas,Perhimpunan Ahli Epidmeiologi Indonesia (PAEI) merupakan satu organisasi dari para Epidemiolog Kesehatan yang memang dapat diakui keberadaannya karena epidemiologi mempunyai batang tubuh ilmu, dari mana dapat dikembangkan standar kompetensi epidemiologi, selanjutnya standar pendidikan epidemiologi, sehingga para epidemiolog kesehatan mempunyai kewenangan untuk melakukan pelayanan epidemiologi sesuai dengan standar pelayanan kesehatan tertentu. Disamping itu, epidmeiologi mempunyai kode etik dan mempunyai jaringan internasional seperti International Epidemiology Association (IEA), International Clinical Epidemiology (INCLEN) dan Field Epidemiology Training Program (FETP). Profesi yang serumpun dengan Epidemiolog Kesehatan adalah sanitarian, entomology, ahli gizi kesehatan masyarakat, dan lain lain yang rumpunnya adalah ilmu kesehatan masyarakat. Para ahli kesehatan masyarakat tergabung dalam satu organisasi yang disebut Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI).
IAKMI telah membentuk Majelis Kolegium Ilmu Kesehatan Masyarakat.Pada tanggal 9-10 Mei 2008, Kolegium Ilmu Kesehatan Masyarakat itu mengadakan pertemuan di Jakarta, dimana dibentuk 8 (delapan) kolegium antara lain Kolegium Epidemiologi.
Epidemiologi mempunyai batang tubuh ilmu dan sekaligus merupakan metodologi untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dalam rangka memperkuat dan memperluas batang tubuh ilmu tersebut. Epidemiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajarai kejadian dan distribusi masalah yang berkaitan dengan kesehatan beserta determinant yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dan distribusi tersebut. Ilmu yang mempelajari kejadian dna distribusi tersebut disebut epidemiologi deskriptif, sedangkan ilmu yang mempelajari determinant itu disebut epidemiologi analitik.
Tujuan epidmeiologi adalah untuk:
1. Mendiagnosis masalah kesehatan.
2. Menentukan riwayat alamiah dan etiologi penyakit.
3. Memberikan informasi dalam rangka meningkatkan manajemen (perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian) pelayanan dan atau kesehatan.
Ketiga tujuan tersebut dapat dicapai dengan dua strategi yaitu surveilans epidemiologi dan penelitian epidemiologi. Surveilans epidemiologi meliputi kegiatan-kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematis atau rutin untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan manajemen (perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian) pelayanan/program kesehatan. Penelitian epidemiologi mempunyai kegiatan yang sama dengan surveilans epidemiologi tetapi kegiatan-kegiatan tersebut tidak dilakukan secara terus-menerus. Penelitian epidemiologi mempunyai tujuan tertentu yang untuk mencapainya diperlukan disain penelitian yang dibuat oleh peneliti yang bersangkutan.
Epidemiolog Kesehatan adalah suatu profesi yang merupakan lulusan dari perguruan tinggi yang mempunyai keahlian khusus epidmeiologi yang langsung dapat diterapkan dalampelayanan kesehatan komprehensif yaitu pelayanan kuratif, preventif, promotif dan rehabilitatif.